Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Bentuk Komitmen Pemerintah Desa Turunkan Stunting, Pemdes Legok Gencar Sosialisasi

Rabu, 27 Agustus 2025 | Agustus 27, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-08-27T08:32:56Z


PASURUAN, pojoktelu.com
Upaya Pemerintah Desa Legok, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan. Dalam menjadikan desa bebas stunting terus digencarkan. Rabu,(27/08/25).

Rembuk stunting ini merupakan forum musyawarah desa dengan melibatkan Pemerintah Desa, Kader Kesehatan, Tokoh Masyarakat, serta warga masyarakat untuk membahas langkah dan strategi pencegahan dan penanganan.

Kepala Desa Legok, Nursalam SE. Dirinya menjelaskan bahwa, kegiatan ini merupakan bagian dari bentuk kepedulian dari pemerintah desa dalam mengurangi angka stunting.

"Kegiatan rembuk stunting ini penting agar kita bisa menyusun langkah nyata, sekaligus memperkuat komitmen bersama dalam menurunkan angka stunting desa," ujarnya.

Dengan adanya forum ini, diharapkan mampu menyusun rencana serta meningkatkan kesadaran masyarakat. Terkait pentingnya pemenuhan gizi pada anak.

"Rembuk stunting ini merupakan dasar kebijakan dalam program desa, dengan fokus utamanya pada percepatan penurunan stunting," pungkasnya.

Sementara itu, pewakilan Puskesmas Gempol yang bertugas menjadi narasumber dirinya menjelaskan bahwa stunting bukan hanya sekedar soal tinggi badan anak yang terlihat kerdil.

Ada juga perbedaan yang signifikan antara anak pendek, karena turunan dengan anak yang mengalami stunting.

"Selain itu, pada penderita stunting harus dilihat dari umurnya dan berat badannya semisal kerdil bisa dikarenakan faktor keturunan dan hormon. Apabila stunting penyebab utama yaitu asupan makanan yang kurang," ungkapnya.

Dirinya berharap, Desa Legok bisa Zero Stunting memang masih ada beberapa PR. Karena itu baru terdektesi pada saat anak berusia dua tahun. Kebanyakan beberapa anak yang tidak mau makan sayur ataupun daging, padahal kebutuhan nutrisi tidak bisa terpenuhi dari satu jenis makanan saja.

"Penyebab utamanya stunting adalah rendahnya pencapaian pemberian ASI eksklusif. Itupun beragam penyebabnya kebanyakan dikarenakan ASI tidak keluar," paparnya. (Zaq/red)
×
Berita Terbaru Update