Flyer Konferensi Pers LSI Denny JA 10 Juli 2023 “Pertarungan Capres di 4 Isu: Dari IKN Hingga Medsos” |
Oleh : LSI Denny JA
Siapakah Capres 2024 yang dipilih oleh pecinta buku sastra? Siapakah capres yang didukung oleh mereka yang gemar online di Whatsapp, YouTube, hingga TikTok? Siapakah capres yang diminati oleh mereka yang percaya KPK hingga Tentara?
Secara umum, delapan bulan menjelang pilpres 2024, Prabowo Subianto masih unggul atas Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.
Elektabilitas Prabowo sebesar 34.3%. Elektabilitas Ganjar sebesar 32.7%. Elektabilitas Anies 22.1%, Elektabilitas Prabowo terpaut 1.6% dengan Ganjar dan terpaut 12.2% dengan Anies.
Secara tren yang diamati dari tiga survei (bulan Januari, Mei, Juni) tahun 2023, Prabowo elektabilitasnya menanjak. Ganjar elektabilitasnya turun naik. Anies elektabilitasnya stagnan.
Demikian salah satu temuan penting, dari hasil riset terbaru LSI Denny JA. LSI Denny JA melakukan survei tatap muka (face to face interview) dengan menggunakan kuesioner kepada 1.200 responden di seluruh Indonesia.
Dengan 1.200 responden, margin of error survei ini sebesar 2.9%. Survei dilakukan pada tanggal 30 Mei - 12 Juni 2023. Selain survei dengan metode kuantitatif, LSI Denny JA juga memperkaya informasi dan analisa dengan metode kualitatif, seperti analisis media, in-deprh interview, expert judgement, dan focus group discussion.
Bagian 1 : Lembaga Pemerintahan dan Media yang Dipercaya
Kepercayaan publik adalah hal yang penting untuk sebuah lembaga. Semakin dipercaya, semakin kuat legitimasi publik untuk lembaga tersebut.
Dari 12 lembaga yang ditanyakan ke publik, dua lembaga masuk kategori sangat dipercaya (kepercayaan di atas 90%).
Delapan lembaga masuk kategori cukup dipercaya (kepercayaan 60%-90%). Dua lembaga masuk kategori kurang dipercaya (kepercayaan di bawah 60%).
Dua lembaga yang masuk kategori sangat dipercaya, yaitu Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Lembaga Presiden.
Publik yang menyatakan percaya terhadap Tentara sebesar 93.7%. Publik yang menyatakan percaya terhadap lembaga Presiden sebesar 90.0%.
Delapan lembaga masuk kategori cukup dipercaya. Dalam kategori ini paling tinggi adalah Mahkamah Agung (MA) dengan kepercayaan publik sebesar 74.4%. Diikuti, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebesar 73.9%. Mahkamah Konstitusi (MK) sebesar 73.0%. Kabinet Menteri sebesar 72.6%. Kejaksaan sebesar 70.1%. Kepolisian sebesar 68.4%. Media Televisi sebesar 65.8%. Terakhir, Dewan Perwakilan Daerah (DPD) sebesar 60,3%.
Dua lembaga yang masuk kategori kurang dipercaya (kepercayaan <60%) adalah Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan media sosial. Kepercayaan publik terhadap DPR sebesar 57.6%. Kepercayaan publik terhadap media sosial sebesar 51.6%.
Bagaimana kepercayaan terhadap lembaga jika dihubungkan dengan pilihan capres 2024?
Publik yang percaya terhadap tentara (93.7%), pilihan capres tertingginya adalah Prabowo Subianto sebesar 34.8%. Kedua Ganjar Pranowo sebesar 34.3%. Ketiga Anies Baswedan sebesar 20.3%. Di segmen pemilih yang percaya tentara, Prabowo menang.
Publik yang percaya terhadap Presiden (90.0%), pilihan capres tertingginya adalah Prabowo sebesar 36.1%. Urutan selanjutnya adalah Ganjar sebesar 34.7%. terakhir adalah Anies sebesar 20.1%. Di publik yang percaya presiden, Prabowo menang.
Publik yang percaya aparat hukum (71.8%), pilihan capres tertingginya adalah Prabowo sebesar 36.5%, selanjutnya adalah Ganjar sebesar 33.8%, dan Anies sebesar 20.0%. Di Publik yang percaya aparat hukum, Prabowo menang.
Bagaimana dengan yang percaya DPR dan Media?
Publik yang menyatakan percaya terhadap DPR (59.0%). Pilihan capres tertingginya adalah Ganjar sebesar 38.6%. Urutan kedua adalah Prabowo sebesar 31.6%. Urutan ketiga adalah Anies sebesar 20.6%. Di publik yang percaya DPR, Ganjar menang.
Publik yang menyatakan percaya terhadap media (TV dan media sosial), pilihan capres tertingginya adalah Ganjar.
Publik yang percaya TV (base: 65.8%), memilih Ganjar sebesar 38.7%. Memilih Prabowo sebesar 36.3%. Memilih Anies sebesar 17.7%.
Publik yang percaya media sosial (base: 51.6%), memilih Ganjar sebesar 37.5%. Memilih Prabowo sebesar 33.1%. Memilih Anies sebesar 18.4%.
Bagian 2 : Ibukota Negara (IKN)
Pemerintah dan DPR-RI telah menyetujui Undang Undang Ibukota Negara (IKN) yang akan memindahkan ibukota negara dari Jakarta ke Kalimantan Timur. Seberapa besar publik yang pernah mendengar hal tersebut?
Ternyata, mayoritas publik (64.3%), pernah mendengar isu tersebut. Sebanyak 28.1% menyatakan belum pernah mendengar.
Jika ditanya setuju atau tidak setuju perpindahan ibukota negara, publik yang setuju dan tidak setuju terpaut tipis sebesar 3.6% saja.
Publik yang sangat/cukup setuju terhadap perpindahan Ibukota negara sebesar 47.3%. Publik yang kurang setuju/tidak setuju sama sekali sebesar 43.7%.
Berbagai hal dikemukakan publik terkait alasan persetujuan ataupun ketidaksetujuan terhadap perpindahan IKN.
Alasan itu antara lain: mengurangi beban Jakarta dan Jabodetabek yang sudah padat penduduknya. Juga alasan yang dikemukakan, mereka setuju karena itu mendorong pemerataan dan pembangunan di luar Pulau Jawa.
Sebaliknya, Jakarta masih layak menjadi Ibukota dan pemborosan anggaran, merupakan dua alasan tertinggi publik tidak setuju pemindahan ibukota. (Bagaimana isu IKN ini dihubungkan dengan capres pilihan?
Publik yang setuju pindah ibukota (47.3%), capres pilihan tertinggi yaitu Prabowo sebesar 39.3%. Diikuti Ganjar sebesar 37.7%. Kemudian Anies sebesar 14.0%. Dalam segmen pemilih yang setuju pindah ibukota, Prabowo menang.
Publik yang tidak setuju pindah ibukota (43.7%), capres pilihan tertinggi yaitu Anies Baswedan sebesar 34.3%. Diikuti oleh Ganjar sebesar 32.5%. kemudian Prabowo 24.9%. Di Publik yang tak setuju pindah ibukota, Anies menang.
Bagian 3 : Pembaca Buku
Jumlah yang tak membaca buku lebih banyak dibandingkan yang membaca buku. Yang tak membaca buku tahun lalu, minimal satu judul buku saja, sebesar 45.7%. Sedangkan yang membaca buku sebesar 43.5%.
Mengenai jenis buku yang dibaca, buku non-sastra merupakan jenis buku yang paling banyak dibaca (63.3%). Buku sastra dibaca sebesar 33.1% dari segmen pembaca buku (43.5 %).
Antara buku fisik/cetak dengan buku digital, publik masih menggunakan buku fisik ketika membaca. Buku fisik digunakan dalam membaca sebanyak 69.1%, yang menggunakan buku digital sebesar 30.9%.
Publik yang membaca buku, capres pilihan tertingginya Prabowo. Prabowo dipilih sebesar 38.9%. Anies dipilih sebesar 32.9%. Ganjar dipilih sebesar 22.5%.
Sebaliknya, publik yang tahun lalu tak membaca buku minimal 1 judul saja, capres pilihan tertingginya adalah Ganjar. Ganjar dipilih sebesar 41.9%. Prabowo dipilih sebesar 30.3%. Anies dipilih sebesar 12%.
Di segmen pembaca buku sastra, capres pilihan tertingginya adalah Prabowo. Prabowo dipilih sebesar 41.9%. Anies dipilih sebesar 34.4%. Ganjar dipilih sebesar 20.4%.
Di segmen pembaca buku non-sastra, capres pilihan tertingginya adalah Prabowo. Prabowo dipilih sebesar 37.7%. Anies dipilih sebesar 33.1%. Ganjar dipilih sebesar 22.5%.
Publik yang suka baca buku fisik/cetak, capres pilihan tertingginya adalah Prabowo. Prabowo dipilih sebesar 42.6%. Anies dipilih sebesar 29%. Ganjar dipilih sebesar 21%.
Publik yang suka baca buku digital, capres pilihan tertingginya adalah Anies. Anies dipilih sebesar 41.4%. Prabowo dipilih sebesar 30.2%. Ganjar dipilih sebesar 25.7%.
Bagian 4 : Aplikasi dari WhatsApp hingga TikTok
Aplikasi yang sering digunakan oleh publik Indonesia secara berurutan adalah sebagai berikut: WhatsApp (65%). Facebook (53.2%). YouTube (51%). TikTok (37%). Instagram 35%. Twitter (24.6%).
Bagaimana pilihan capresnya dilihat dari pengguna aplikasi?
Publik yang menggunakan WhatsApp, capres pilihan tertingginya adalah Ganjar. Ganjar dipilih sebesar 37.5%. Prabowo dipilih sebesar 32.7%. Anies dipilih sebesar 18.7%.
Publik yang menggunakan Facebook, capres pilihan tertingginya adalah Prabowo. Prabowo dipilih sebesar 31.0%. Ganjar dipilih sebesar 29.5%. Anies dipilih sebesar 28.8%.
Publik yang menggunakan YouTube, capres pilihan tertingginya adalah Prabowo. Prabowo dipilih sebesar 44.0%. Ganjar dipilih sebesar 34.6%. Anies dipilih sebesar 20.6%.
Publik yang menggunakan TikTok, capres pilihan tertingginya adalah Ganjar. Ganjar dipilih sebesar 35.4%. Prabowo dipilih sebesar 31.6%. Anies dipilih sebesar 25.4%.
Publik yang menggunakan Instagram, capres pilihan tertingginya adalah Ganjar. Ganjar dipilih sebesar 38.3%. Prabowo dipilih sebesar 32.2%. Anies dipilih sebesar 23.0%.
Publik yang menggunakan Twitter, capres pilihan tertingginya adalah Anies. Anies dipilih sebesar 36.1%. Ganjar dipilih sebesar 31.5%. Prabowo dipilih sebesar 27.7%.
Bagian 5 : Cawapres
Delapan bulan menjelang pilpres, tiga tokoh provinsi menguat sebagai cawapres: Ridwan Kamil dari Jawa Barat; Gibran Rakabuming Raka dari Jawa Tengah; dan Khofifah Indar Parawansa dari Jawa Timur.
Ganjar Pranowo lemah di Jawa Barat melirik Ridwan Kamil. Prabowo Subianto yang ingin merebut Jawa Tengah melirik Gibran Rakabuming Raka. Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, dan Prabowo Subianto yang ingin merebut Jawa Timur juga mempertimbangkan Khofifah Indar Parawansa.
Sekarang ini sedang diproses judicial review di Mahkamah Konstitusi (MK) agar yang menjadi capres/cawapres itu bisa berumur dibawah 40 tahun. Jika ini dikabulkan MK, maka Gibran Rakabuming Raka, yang belum berusia 40 tahun, bisa memenuhi syarat menjadi cawapres.
Ini menjadi percakapan publik. Apakah gerakan meminta judicial review ke MK agar tokoh berusia di bawah 40 tahun bisa menjadi capres atau cawapres, itu adalah upaya agar Gibran dapat mendampingi Prabowo di 2024? Banyak pandangan berbeda soal ini.
Tapi Cawapres dari ketua umum (perwakilan) partai tetap diperlukan oleh capres yang tak cukup tiket.
Anies Baswedan memerlukan Agus Harimurti Yudhoyono dari Demokrat. Prabowo Subianto memerlukan dukungan Airlangga Hartarto dari Golkar, atau Muhaimin Iskandar dari PKB, atau Erick Thohir dari PAN. Tanpa dukungan partai itu, syarat maju sebagai pasangan capres untuk Anies dan Prabowo tak terpenuhi.
Di sisi lain, dua cawapres yang paling kuat untuk isu ekonomi adalah Airlangga Hartarto dan Erick Thohir. Airlangga Hartarto adalah Ketum Golkar yang juga pengusaha dan Menteri Koordinator Ekonomi. Sedangkan Erick Thohir juga pengusaha dan kini menteri BUMN.
Menurunnya kondisi ekonomi akibat pandemi tiga tahun, membuat cawapres dengan latar kompetensi ekonomi mendapatkan nilai lebih.
Airlangga Hartarto memiliki nilai tambahan lagi, karena di samping kompeten isu ekonomi, ia juga ketum partai besar Golkar.
Prabowo Subianto selalu hadir dalam kompetisi pilpres Indonesia sejak 2004. Ia mulai berlomba dan kalah dalam nominasi capres Konvensi Partai Golkar. Di tahun 2009, Prabowo menjadi cawapres Megawati.
Di tahun 2014 dan 2019, Prabowo menjadi Capres pesaing Jokowi. Uniknya politik Indonesia, Jokowi yang dulu kompetitor Prabowo, kini nampak semakin nyaman dengan pencapresan Prabowo di tahun 2024.
Maka pilpres 2024 segera menjadi the last dance, atau pilpres terakhir Prabowo. Jika memang garis tangannya menjadi presiden, momen 2024 menjadi gelanggang terbaiknya.
Dilihat dari segmen pendukung Prabowo dalam paparan di atas, data menunjukkan angin segar bagi Prabowo. Tapi pemilu presiden masih tujuh bulan lagi. Dan waktu masih panjang dan bisa membolak-balikan hati para pemilih.(Ari)
#Data lebih lengkap soal isu di atas, bisa dilihat di link:
https://drive.google.com/file/d/17uJ87Pjsdav53DqwZUQMjXnyhsj3MMrK/view?usp=drivesdk